JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima kunjungan anggota Kementerian Pertahanan Kerajaan Inggris, Imam Hasim Hafiz pada Senin (12/6). Imam Hasim diketahui menjabat sebagai Islamic Religious Advisor to Chief of the Defence Staff and Service Chiefs.
Di Inggris, Imam Hasim dikenal sebagai cendekiawan muslim sekaligus muslim pertama dan satu-satunya yang menduduki jabatan tersebut. Kunjungan kali ini adalah kali yang kedua setelah tahun 2017.
Imam Hasim ditemani Kedutaan Besar Inggris, antara lain Col Paul R, Sgt Wazeeha Laher, Natasha Permatasari, dan Political Officer, Ramon Sevilla. Para tamu disambut langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni.
Syafiq menyebut pertemuan ini membahas masalah keumatan yang terjadi di dunia global, dari pendidikan sampai soal perubahan iklim. Imam Hasim juga berbagi pengalaman bagaimana umat muslim di Inggris merespon isu-isu sensitif. Pada konteks ini, pandangan Islam Berkemajuan Muhammadiyah cukup potensial untuk digali.
“Mereka juga ingin tahu konsep Islam Berkemajuan dan sejauh mana konsep itu relevan dengan konteks global termasuk masyarakat Inggris. Maka tadi ada kesepakatan bahwa kita akan melakukan program awal webinar antara pemikir-pemikir Muhammadiyah dan pemikir-pemikir Inggris untuk bicara isu-isu kontemporer, baru nanti dilanjutkan program-program yang lain, ” ungkapnya.
Muhammadiyah sendiri dalam konteks global kata Syafiq sangat terbuka dan memiliki komitmen besar untuk membangun dunia yang damai dan berkeadaban sebagaimana masa keemasan Islam dahulu pernah melakukannya. Apa yang disampaikan oleh Imam Hasim menurutny amenjadi perhatian Muha
“Kita ini kan bagian dari masyarakat dunia, jadi kita perlu bekerjasama di dalam banyak hal untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia di dunia ini sehingga kita tidakk berpikir ekslusif untuk bangsa kita, tapi kita juga berpikir untuk masyarakat internasional, ” tegasnya.
Sementara itu, Imam Hasim Hafiz mengatakan jika kedatangannya ke PP Muhammadiyah adalah untuk belajar bagaimana organisasi muslim seharusnya berkiprah secara luas di konteks dunia modern.
“Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat penting, karena Muhammadiyah memiliki peran utama dalam mengeksplorasi apa arti Islam di abad ke-21. Dan bagi saya kunjungan ini adalah kesempatan untuk mempelajari kerja-kerja mereka, mempelajari luasnya bidang pembangunan yang mereka punya, dan bagaimana melihat bagaimana kita bisa berkolaborasi pada isu-isu yang penting, ” jelasnya.
Sebagai seorang Imam dan penasehat di militer, Imam Hasim juga berbagi pandangan bagaimana kaum muslimin memadukan nasionalisme dan perintah Islam untuk mencintai tanah air. Terkait isu kelestarian lingkungan dan kesetaraan, menurutnya ada banyak hal yang dapat digali dari Alquran dan Hadis.
“Kami juga berbicara banyak tentang pelatihan para Imam, pelatihan para ulama dan beragam cara yang kita bisa tingkatkan agar bagaimana mereka dapat beramal secara relevan di dunia modern. Dan bagaimana memajukan sekaligus memastikan cara untuk mendorong kaum muslimin berpikir positif bagaimana Islam dipraktekkan di masa sekarang, ” imbuhnya.
Pernah bertugas di Afghanistan untuk mendukung tugas membangun perdamaian, stabilisasi, dan resolusi konflik pada 2010 dan 2012, Imam Hasim Hafiz dianugerahi penghargaan Officer of the Order of the British Empire (OBE) dari Kerajaan Inggris pada 2014.
“Harapan saya lewat kunjungan ini mempererat persahabatan dengan organisasi Islam di Indonesia dan punya pemahaman yang sama yang bisa kita bangun dan menguatkan hubungan kaum muslimin di Indonesia dan di Britania Raya, ” pungkas Imam Hasim. (afn)